Jembatan Ampera Terbakar Berubah Warna. Jembatan Ampera Terancam Ambruk Setelah Terjadi Kebakaran dan Menimbulkan Asap Aneh Berbentuk Wajah Manusia. Tim Puslabfor Polda Sumatera Selatan memeriksa beberapa bagian Jembatan Ampera di Kota Palembang yang melengkung akibat kebakaran yang terjadi di Pasar 7 Ulu, persis di bawah jembatan tersebut, kemarin. Kebakaran Jembatan Ampera terjadi Minggu (10/10) malam dan api baru bisa dipadamkan dini hari kemarin.
Konstruksi Jembatan Ampera di Kota Pelambang,Sumatera Selatan (Sumsel), kondisinya makin mengkhawatirkan pascakebakaran di jembatan tersebut,Minggu (10/10) malam.
“Kondisi Jembatan Ampera sudah sangat tua sehingga dampak kebakaran dapat menimbulkan efek bagi struktur dan kondisi jembatan. Apalagi dampak panas yang diakibatkan dalam kebakaran yang lebih dari satu jam tersebut dapat mengakibatkan besi dalam konstruksi bangunan memuai,” ujar Ketua DPRD Sumsel,Wasista Bambang Utoyo,di ruang kerjanya, kemarin. Menurut dia, kebakaran juga bisa mengakibatkan jembatan melengkung. Selain itu, kondisi aspal dapat rusak dan terjadi perubahan lain dari struktur bangunan Jembatan Ampera.
Menurut dia, solusi jangka pendek atau sementara bisa dilakukan penambahan besi atau peningkatan konstruksi penyangga. Namun, Wasista mengingatkan, pembahasan terkait solusi jangka panjang oleh pemerintah juga penting. Dia berharap, pemerintah dapat melakukan penelitian mendalam terkait kondisi bangunan jembatan. Dengan begitu, berbagai solusi dapat dilakukan.“Setelah kebakaran, kini baru mau membahasnya. Padahal, sudah jauh hari kita tahu seharusnya tak boleh ada kios-kios di bawah jembatan. Sehingga, jangan sampai terlambat dan keretakan di Ampera semakin parah, mengingat berbagai event akbar seperti SEA Games akan dilaksanakan (tahun depan),”ujarnya. Diketahui, kebakaran yang terjadi sekitar pukul 23.00 WIB itu menghanguskan puluhan toko yang ada di bawah Jembatan Ampera.
Sebagian pedagang masih sempat menyelamatkan dagangan mereka. Saat kejadian kebakaran Jembatan Ampera asap membumbung ke angkasa disertai panas menyengat terasa ketika kendaraan melintasi di atas jembatan yang dibangun semasa pemerintahan Presiden Indonesia pertama, Soekarno. Kios yang hangus sebagian besar milik pedagang baju bekas, gerai telepon seluler, dan kedai kopi. Wasista mengatakan,beberapa cara yang bisa dilakukan ke depan antara lain pengurangan beban atau arus kendaraan yang melintasi Jembatan Ampera dan sesegara mungkin merealisasikan pembangunan Jembatan Musi III. Apalagi,saat ini beban di Jembatan Musi II juga relatif ramai sehingga penting juga dilakukan peningkatan pada Jembatan Musi II. “Pemerintah daerah dapat membuat laporan secara lengkap ke pusat terkait kondisi Jembatan Ampera.
Berbagai solusi kita pikirkan bersama,” katanya. Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan penertiban terhadap kios-kios liar yang ada di Jembatan Ampera dan menindaklanjuti soal keberadaan terminal bayangan. Padahal, lanjut Wasista, sudah ada kebijakan yang melarang keberadaan kios-kios di bawah jembatan. Sementara itu,Anggota Komisi II DPRD Sumsel Arudji Kartawijaya menyatakan, perbaikan dan pemeliharaan Jembatan Ampera penting dilakukan pascakebakaran. Dia menyayangkan berbagai langkah perawatan baru ditempuh setelah kondisi jembatan semakin parah.”Bukan hanya soal kebakaran, namun kondisi sekarang seperti soal peningkatan volume kendaraan yang melintasi Jembatan Ampera perlu diperhatikan,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Arudji, dalam waktu dekat pesta SEA Games segera diselenggarakan. Sehingga, aktivitas kendaraan yang melintasi Jembatan tersebut semakin bertambah. Karena, sebelum dan saat SEA Games mobilitas akan bertambah beberapa kali lipat. ”Maka dari itu, selain memperbaiki Ampera, percepatan pembangunan Musi III merupakan hal mutlak. Terkait kebakaran ini, kami minta pemerintah tegas terhadap pengelola kawasan di bawah jembatan,”tandasnya. Jembatan Ampera yang menjadi lambang Kota Palembang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Panjangnya sekitar 1.117 meter dan lebar 22 meter. Tinggi jembatan dari permukaan air yaitu 11,5 meter sementara menaranya berketinggian 63 meter dari permukaan tanah.Pembangunan jembatan ini dimulai pada 16 September 1960,setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang.Pada awalnya jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno. Saat diresmikan pada 1965, jembatan ini adalah terpanjang di Asia Tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada 1966, nama jembatan itu diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Camat Seberang Ulu I M Thabrani Rizki mengatakan, sesuai dengan instruksi wali kota, bangunan di bawah Jembatan Ampera segera dibersihkan,termasuk bagian bangunan kios pasar yang tidak terkena kebakaran.“Dalam waktu tiga hari ke depan semua bangunan harus sudah dikosongkan,” ujarnya. Menurut dia, pascakebakaran khawatirkan adanya perubahan struktur jembatan dan bisa ambruk sehingga menimpa masyarakat yang beraktivitas di bawah, selain kemungkinan terulangnya kebakaran yang serupa.
“Daerah ini akan dibersihkan untuk taman dan para pedagang dipersilakan mencari tempat lain berdagang,” ungkapnya.seputar-indonesia.com
jembatan ampera, kejadian unik kebakaran jembatan ampera, misteri kebakaran jembatan ampera, api jembatan ampera aneh, bentuk asap dari api jembatan ampera membentuk wajah, kobaran api jembatan ampera mirip muka wanita dan pria, video youtube kebakaran jembatan ampera, penyebab peristiwa kebakaran lapak di jembatan ampera, kumpulan foto sosok kepala asap kebakaran jembatan ampera, waarna jembatan ampera berubah setelah terbakar