Kasus Nasi Mentah Jemaah Haji 2010 Medan Panitia Haji Akan Dijadikan Bika Medan. Panitia pemberangkatan jemaah calon haji (Calhaj) Embarkasi Polonia Medan bakal “dikuliti”. Pasalnya, kasus nasi mentah untuk menu Calhaj baru-baru ini sampai juga ke telinga DPR RI. Baca juga biaya Haji 2010 yang lebih mahal dibanding biaya perjalanan Haji tahun 2009.
Komisi VIII DPR RI Bidang Kebudayaan dan Agama telah sepertinya akan serius mengevaluasi kinerja panitia pemberangkatan jemaah calon haji (Calhaj) tahun 2010 itu. Topik utamanya, menyangkut menu Calhaj yang dilaporkan mentah alias tak layak konsumsi itu.
“Ini kan sudah luar biasa! Bisa-bisanya nasi mentah. Kalau kateringnya ‘abal-abal’ ganti saja, toh uangnya dari calon haji. Saya heran melihat panitia ini, makanya akan kita usulkan evaluasi ke DPR,” ujar anggota komisi VIII DPR RI Hasrul Azwar di VIP Bandara Polonia Medan, Senin (18/10).
Dia mengatakan, evaluasi akan dimulai dari model persiapan, masalah katering, kesehatan, maupun pemberangkatan dari Bandara Polonia Medan. Termasuk kinerja panitia yang tidak beres di lapangan. “Semua akan kita evaluasi, itulah tujuan kami kemari, untuk melihat perkembangan dan mengevaluasi panitia,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan Global sebelumnya, pada keberangkatan haji 2010, nasi yang disajikan bagi jemaah calon haji dilaporkan mentah. Nasi yang dikelola pihak katering PT Duta Utama Sumatera itu tak layak konsumsi.
Selain itu, lauk pauknya juga tidak mendukung. Padahal, jemaah disarankan menjaga kesehatannya sehingga tidak terkendala saat menunaikan ibadah haji hingga pada hari puncaknya. “Iya, untuk makan terpaksa memejamkan mata, tapi dienakkan sajalah,” keluh salah seorang jemaah haji, baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala PPIH Embarkasi Polonia Medan, Syariful Mahya Bandar saat dihubungi Global tadi malam lewat ponselnya 0811613xxx tidak merespons Global. Memang, sejak peristiwa nasi mentah itu Syariful makin sulit dihubungi wartawan.
Pesawat Haji 2010 pun Dievaluasi
Selain menyangkut kesiapan dan konsumsi, Hasrul menilai pesawat angkutan ke Jeddah juga harus dievaluasi. Menurutnya untuk penerbangan haji dari Indonesia tidak harus menggunakan pesawat dari luar tetapi sudah saatnya menggunakan pesawat sendiri.
“Tak perlu pakai pesawat luar seperti chors air ataupun Saudi Arabia Air Land. Soalnya kualitasnya juga sama dengan pesawat nasional. Pesawat kita masih berkualitas dan masih bisa digunakan, apa salahnya menggunakan penerbangan nasional, asalkan mesinnya disesuaikan. Kalau pakai pesawat internasional banyak kali kendalanya, terutama jam terbang padahal bayarnya mahal,”ujarnya. harian-global.com
ibadah haji, haji 2010, jemaah haji, jemaah haji 2010