Mi Instan Indomie Ditarik Di China Taiwan Karena Kasus Pengawet. Benarkah? Alasan Sebenarnya Razia Indomie di Taiwan/china? Petugas Departemen Kesehatan dan Makanan Taiwan melakukan razia mendadak ke beberapa toko dan menyita mi instan Indomie buatan Indonesia. Disebutkan, mi instan Indomie mengandung bahan pengawet yang di Taiwan tak diperkenankan untuk dipakai dalam makanan, dan dilarang diperjualbelikan.
Menurut tes yang dilakukan pemerintah Taiwan, Indomie memiliki dua bahan `berbahaya` yang tidak lolos dalam klasifikasi barang impor, yaitu bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate serta benzoic acid pada bumbunya.
Kepala administrasi bagian medicine food Taiwan, Wang Shu Fen menyatakan, methyl p-hydroxybenzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik. Taiwan melarang memakai bahan pengawet ini di dalam makanan. Adapun benzoic acid boleh dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi di Taiwan zat itu dilarang dipakai di mi instan. Jika dikonsumsi berkepanjangan, bahan pengawet ini akan mengganggu kinerja liver, sakit maag, muntah, dan asidosis metabolic, yaitu sebuah kondisi akibat terlalu banyak mengonsumsi asam.
Menurut thestandard.com Hongkong, Senin (11/10), penarikan Indomie itu sudah diumumkan Jumat (8/10) lalu. Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan, yakni ParknShop dan Wellcome, berhenti menjual produk mi instan Indomie dari tok-toko mereka setelah adanya temuan bahan pengawet tersebut.
Seperti yang dikutip kompas.com kemarin, dalam rekaman video Indomie ditarik yang disiarkan oleh PTS (Public Television Service) Taiwan, tampak sejumlah petugas menyegel kardus Indomie dan mengambil mi instan dari rak-rak toko. Konsumen yang sempat membeli mi instan tersebut pun kaget begitu razia dilakukan.
Tidak hanya di Indonesia, di Taiwan Indomie juga terkenal karena banyak dipopulerkan oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana. Seorang warga Indonesia yang bekerja di Taiwan, Tania Roosandini, menjelaskan bahwa Indomie cukup populer dan banyak dicari warga Taiwan.
“Beberapa waktu terakhir ini warga Taiwan banyak yang mengonsumsi mi instan dari Indonesia karena ikutan pembantunya yang berasal dari Indonesia,” kata Tania.
Dia menjelaskan, Indomie sangat disukai, terutama oleh warga Indonesia di Taiwan, karena mudah didapat, enak, dan harganya murah.
“Oleh karena itu, bagi pengekspor pun pengiriman mi instan Indomie ke Taiwan merupakan komoditas besar dan suatu keuntungan besar pula,” kata Tania.
Satu paket berisi lima bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong (sekitar Rp 11.500) Sementara, merek lainnya seharga 15 dolar Hong Kong (Rp 17.200) sampai 20 dolar Hong Kong (Rp 23.000).
Sementara itu, saat melakukan klarifikasi terkait ditolaknya Indomie di Taiwan karena kandungan zat pengawetnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menyatakan bahwa mi instan buatan Indonesia yang terdaftar di lembaga itu, termasuk Indomie, aman untuk dikonsumsi.
BPOM mengakui adanya bahan pengawet Nipagin (nama lain methyl p-hydroxybenzoate) di Indomie namun kadar atau takarannya tidak melebihi ambang batas yang diperbolehkan, yakni 250 miligram per kg produk.
“Salah satu bahan tambahan makanan yang diatur BPOM adalah Nipagin, yang berfungsi sebagai pengawet dengan batas maksimum penggunaan. Pengawet memang dibolehkan untuk kosmetik dan obat. Juga untuk makanan seperti mi instan, asalkan tidak melebihi kadar maksimum yang ditentukan BPOM, yakni 250 mg per kg,” ungkap Kustantinah di kantor BPOM Jakarta.
Tiap negara, kata BPOM, memiliki standar yang bisa berbeda-beda dalam penggunaan zat pengawet untuk produk makanan. Di Indonesia, dalam produk kecap, batas maksimum penggunaan Nipagin yang diizinkan adalah 250 miligram per kilogram produk. Bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate yang ditemukan di Indomie di Taiwan terdapat pada kecap kemasan di dalam bungkus produk itu.
“Dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, batas maksimum penggunaan Nipagin adalah 1.000 miligram per kilogram,” ujar Kustantinah.
Sedangkan di beberapa negara seperti Kanada dan Amerika Serikat, batas maksimum penggunaan Nipagin untuk pangan yang diizinkan adalah 1.000 miligram per kg produk. Di Singapura dan Brunei Darussalam, batas maksimum penggunaan Nipagin dalam kecap adalah 250 miligram per kilogram dan di Hongkong sebesar 550 miligram per kilogram.
Bagaimanapun, terkait isu di Taiwan itu, BPOM akan melakukan uji ulang kualitas mi instan di pasaran.
“Hari ini (kemarin, red) juga kami perintahkan Balai POM di seluruh Indonesia untuk melakukan pengambilan sampel ulang untuk semua merek mi instan,” kata Kustantinah.
Pengambilan sampel ulang itu dilakukan di luar pengambilan sampel periodik yang dilakukan BPOM yang bertujuan untuk mengetahui kualitas mi instan.
“Akan kami lakukan pengujian sekaligus terhadap semua merek agar lebih efisien dan lebih murah daripada dilakukan pengujian satu persatu,” ujar Kustantinah.
Sementara itu, perusahaan yang mendatangkan (atau importir) Indomie di Taiwan, yaitu Fok Hing (HK) Trading, mengatakan juga bahwa Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Fok Hing (HK) Trading lantas menyebut penilaian kualitas Indomie pada Juni lalu, yang menyatakan tidak menemukan kandungan pengawet terlarang di Indomie.
“Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hongkong melalui saluran impor resmi,” tulis Fok Hing (HK) Trading. “Produk yang mengandung racun dan ditemukan di Taiwan diduga diimpor secara ilegal.”
Secara terpisah, Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani, menegaskan isu mengenai Indomie mengandung bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate sudah terdengar sebelum Lebaran pada awal September 2010 lalu.
“Masalah ini sudah (ada) sebelum Lebaran. Waktu itu saya ada acara di Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dan ditelepon oleh (Kementerian) Perdagangan,” kata Franky di Jakarta, Senin (11/10), seperti dikutip tribunnews.com.
Namun mengapa kasusnya mencuat baru belakangan ini? Franky sendiri tidak tahu.
“Isu ini mungkin ada yang menariknya ke Indonesia. Karena ini masalah di Taiwan dan kita tidak fokus untuk penanganan di sana. Sekarang mulai ramai di sini, kita tidak tahu,” kata Franky.nkis/standard/kompas.com/tribunnews/ant/surya.co.id
penarikan indomie, indomie dilarang taiwan china, alasan indomie berbahaya dilarang di taiwan china, penyebab indomie ditarik taiwan china, kenapa taiwan melarang mie instan indomie, akibat indomie ditarik ditaiwan, mengapa indomie ditarik di taiwan, kasus mie instant indomie dilarang taiwan, klarifikasi bpom kasus indomie, pernyataan resmi pemerintah dan BPOM kualitas indomie, kebenaran kasus indomie taiwan, hasil uji kualitas mie instant indomie terbaru, apa bahaya makan mie instan, bahan pengawet nipagin, zat kosmetika