Ratu Batrix Merasa Dilecehkan Presiden SBY Akibat Pembatan Kunjungan SBY Ke Belanda. Tapi ya biarin aja. SBY batal ke Belanda karena alasan yang tepat. Koran Belanda De Telegraaf menyesalkan keputusan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membatalkan secara mendadak kunjungan kenegaraan ke Belanda, Selasa (5/10) kemarin.Koran yang berpusat di kota Amsterdam itu menilai ketakutan Presiden SBY terhadap keputusan pengadilan atas tuntutan RMS terlalu berlebihan, karena sebagai kepala negara Presiden SBY memiliki kekebalan mutlak dari penuntutan, selain sebelumnya pemerintah Belanda juga sudah memberikan jaminan kepada Presiden.
Pengacara Negara Wemmeke Wisman menegaskan kekebalan mutlak atas penuntutan sudah melekat pada Presiden SBY selama persidangan gugatan RMS itu berlangsung di pengadilan Den Haag. Kekebalan serupa juga pernah dinikmati oleh Presiden Amerika Serikat George Bush pada tahun 2005. Ketika itu, pada saat Bush berkunjung ke Belanda, Presiden Bush juga sedang diperkarakan di pengadilan Den Haag. Namun, atas jaminan dari pemerintah Belanda dan hak imunitas mutlak yang diberikan, Bush bisa melenggang bebas di negeri Kincir Angin itu.
Wemmeke mengatakan, pihaknya telah berupaya agar pengadilan Den Haag segera memutuskan perkara ini kemarin. Dengan alasan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terlalu lama menunda kunjungan kenegaraannya ke Belanda. Namun, hakim menolak permohonan pengacara negara Wemmeke, dengan memberikan jawaban bahwa Indonesia tidak bisa menyandera sistem peradilan Belanda.Ini terkait dengan pernyataan sebelumnya bahwa Susilo Bambang Yudhoyono akan datang sesegera mungkin kalau pengadilan telah menolak permohonan Republik Maluku Selatan di Belanda.
Kekecewaan Koran De Telegraaf juga dituangkan dalam editorialnya. Koran berbasis Partai kanan ini balik menuding, pembatalan kunjungan kenegaraan SBY secara mendadak sebagai bentuk pelecehan terhadap Ratu Beatrix. Karena, tulis Telegraaf, kunjungan kenegaraan Presiden SBY ke Belanda atas undangan resmi pemerintah, Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende dan Ratu Beatrix.
Menurut rencana, Presiden SBY akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 6 hingga 8 Oktober 2010. Alhasil, Telegraaf menilai akibat pembatalan mendadak ini hubungan Amsterdam - Jakarta terancam menuju ke titik nadir.
Selain media, kalangan politisi Belanda juga menyesalkan pembatalan ini. Jurubicara Partai Konservatif Christen Unie Joel Vordewind mengatakan partainya akan meminta penjelasan Menteri Luar Negeri Belanda Martin Verhagen seputar pembatalan mendadak kunjungan kenegaraan Presiden SBY ini."Kami akan meminta klarifikasi apakah pembatalan mendadak ini melibatkan Kemenlu serta Perdana Menteri Jan Peter Balkenende," kata Vordewind.
Partai yang dinahkodai Andre Rouvoet itu juga akan mempertanyakan sikap pemerintah Belanda atas pembatalan mendadak itu. "Sebenarnya, kami sangat kecewa atas pembatalan kunjungan Presiden Yudhoyono. Karena kami sudah mengagendakan untuk berdiskusi dengan Presiden Yudhoyono seputar isu - isu pelanggaran HAM, termasuk isu-isu HAM di Papua dan Maluku," ujarnya. jpnn.com
Pembatalan SBY ke Belanda Melecehkan Ratu Batrix - SBY punya alasan membatalkan kunjungan negara ke Belanda.