Alasan SBY Diajukan Ke Pengadilan HAM Oleh RMS Dan SBY Batal Ke Belanda. Ternyata Penyebab Pengajuan Pengadilan HAM oleh RMS Sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Membatalkan Kunjungan Kenegaraan dilatarbelakangi oleh Insiden Upaya Pengibaran Bendera RMS di Ambon tahun 2007. Bagaimana kisah kelam peristiwa pengibaran bendara RMS tersebut? Silahkan lanjut dibaca ya sambil menyimak Ratu Batrix sempat merasa dilecehkan SBY akibat pembatalan mendadak kunjungan ke Belanda.
Masih ingatkan Anda dengan insiden upaya pengibaran bendera RMS oleh para penari Cakalele di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Ambon pada Jumat 19 Juni 2007 lalu?
Ya, kisah kelam itulah yang menjadi pemicu pembatalan kunjungan SBY ke Belanda pada Selasa 5 Oktober kemarin. Cerita bermula saat sebuah NGO yang bergerak dibidang HAM asal Australia pada bulan lalu merilis data bahwa aparat keamanan Indonesia memberikan perlakuan tidak manusiawi terhadap 19 penari Cakalele yang ditahan hingga saat ini di Ambon.
Berbekal laporan ini para petinggi RMS di Belanda pun lantas berupaya membawa persoalan ini ke pengadilan HAM dan menuntut agar Presiden SBY ditangkap saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Belanda.
“Iya, laporan itu yang menjadi pemicu awalnya,” ujar pengamat intelijen Andi Wijayanto kepada okezone di Jakarta.
Tuntutan penangkapan terhadap SBY disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan Den Haag oleh Presiden RMS John Wattilete.
RMS menuding Presiden SBY sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan terhadap para aktivis RMS di Maluku. Mereka juga menuding adanya pelanggaran HAM atas penahanan dan penyiksaan terhadap rekan-rekannya di Maluku yang konon ditangani Densus 88.
Dalam tuntutannya, Wattilete juga meminta agar Presiden RI menjelaskan di mana jasad mantan Presiden RMS Soumokil dimakamkan serta membebaskan para aktivis RMS yang kini masih berada dalam tahanan.
Tak ingin ada insiden lanjutan, Presiden SBY lantas memutuskan membatalkan lawatannya ke Belanda, meski kemudian pengadilan setempat menolak permohonan RMS.
Insiden Cakalele berlangsung saat SBY menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-14 di Lapangan Merdeka Ambon, Jumat (29 Juni 2007) lalu. Saat itu Presiden dikagetkan dengan puluhan penari Cakalele yang masuk ke lapangan.
Saat Gubernur Maluku Albert Karel Ralahalu memberikan kata sambutan dalam acara tersebut, penari Cakalele masuk ke lapangan dengan berpakaian adat, bertelanjang dada, membawa parang dan tameng.
Di tengah guyuran hujan mereka mulai menari. Sambil mendekati panggung utama tempat Presiden SBY duduk, mereka membentuk formasi kotak dan salah seorang penari yang berada di tengah mencoba untuk membentangkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS).
Namun upaya pembentangan bendera RMS di depan Presiden SBY gagal dilakukan karena aparat keamanan segera mengamankan bendera RMS dan menghalau para penari Cakalele keluar dari lapangan.
Berdasarkan catatan, gerakan separatis RMS berhasil ditumpas oleh TNI pada 1952, dua tahun setelah RMS diproklamirkan oleh Dr. Christiaan Robert Steven Soumokil pada 25/4/1950. Soumokil berhasil meloloskan diri dan meneruskan gerilya sampai akhirnya berhasil ditangkap pada 1962 dan empat tahun kemudian dieksekusi mati. Sejumlah pendukung RMS lantas meminta suaka politik di Belanda dan membentuk semacam pemerintahan pengasingan. okezone.com
Insiden Ambon, Peristiwa Pengibaran Bendera RMS di Ambon, Densus 88, Sejarah RMS, Sejarah Republik Maluku Selatan, Kebenaran Sejarah RMS, SBY Batal ke Belanda, Presiden SBY Batal Ke Belanda, Alasan SBY Batal Ke Belanda, Sebab Utama Mengapa Presiden RI Membatalkan Kunjungan ke Belanda, Motif Intelijen Presiden SBY Batal Ke Belanda, Perspektif Intelijen Kasus Kunjungan Negara Batal, Proses Hukum Tuntutan RMS, Alasan Pengadilan Belanda Memenjarakan SBY, Pelanggaran HAM, John Wattilete Presiden RMS, Geert Wilders