Jaringan Radio Telescope Terbesar Dunia Mulai Beroperasi.
Kumpulan teleskop yang menggunakan frekuensi radio terbesar di dunia, mulai beroperasi mengamati lebih dari dua ratus galaksi aktif yang dinamakan quasar.
Dalam dunia astronomi, peran radio telescope berbeda dengan teleskop optic atau optical telescopes. Radio telescope beroperasi dalam frekuensi radio spektrum elektromagnetik. Sehingga mereka mendeteksi dan mengumpulkan data melalui sumber gelombang radio. Radio telescope ini mirip dengan antena parabola besar yang digunakan sendiri ataupun berderet.
Selama 24 jam, 35 teleskop di tujuh benua akan mengamati 243 quasar jarak jauh guna meningkatkan ketepatan kerangka ilmiah yang digunakan untuk mengukur posisi benda langit.
Quasar merupakan galaksi dengan lubang hitam raksasa di tengahnya. Galaksi ini kaya akan pancaran gelombang radio. Quasar sangat jauh jaraknya dan pergerakan mereka di luar angkasa nampak tak berubah jika dilihat dari Bumi.
Namun pergerakan ini justru menjadikan quasar sebagai landmark angkasa ideal untuk melabuhkan sistem grid, sama halnya dengan garis bujur dan garis lintang yang digunakan untuk menandai posisi objek angkasa. Demikian keterangan yang dikutip dari Space, Jumat (20/11/2009).
Melalui teknik yang disebut Very Long Baseline Interferometry (VLBI), data dari semua radio teleskop akan digabungkan guna membuat mereka bekerja bersama sebagai sebuah sistem yang bisa mengukur posisi benda-benda angkasa dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Dengan meningkatkan grid posisi benda angkasa akan memudahkan para astronom bisa menentukan lokasi dan mengukur pergerakan objek di langit lebih baik.
Kumpulan teleskop yang menggunakan frekuensi radio terbesar di dunia, mulai beroperasi mengamati lebih dari dua ratus galaksi aktif yang dinamakan quasar.
Dalam dunia astronomi, peran radio telescope berbeda dengan teleskop optic atau optical telescopes. Radio telescope beroperasi dalam frekuensi radio spektrum elektromagnetik. Sehingga mereka mendeteksi dan mengumpulkan data melalui sumber gelombang radio. Radio telescope ini mirip dengan antena parabola besar yang digunakan sendiri ataupun berderet.
Selama 24 jam, 35 teleskop di tujuh benua akan mengamati 243 quasar jarak jauh guna meningkatkan ketepatan kerangka ilmiah yang digunakan untuk mengukur posisi benda langit.
Quasar merupakan galaksi dengan lubang hitam raksasa di tengahnya. Galaksi ini kaya akan pancaran gelombang radio. Quasar sangat jauh jaraknya dan pergerakan mereka di luar angkasa nampak tak berubah jika dilihat dari Bumi.
Namun pergerakan ini justru menjadikan quasar sebagai landmark angkasa ideal untuk melabuhkan sistem grid, sama halnya dengan garis bujur dan garis lintang yang digunakan untuk menandai posisi objek angkasa. Demikian keterangan yang dikutip dari Space, Jumat (20/11/2009).
Melalui teknik yang disebut Very Long Baseline Interferometry (VLBI), data dari semua radio teleskop akan digabungkan guna membuat mereka bekerja bersama sebagai sebuah sistem yang bisa mengukur posisi benda-benda angkasa dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Dengan meningkatkan grid posisi benda angkasa akan memudahkan para astronom bisa menentukan lokasi dan mengukur pergerakan objek di langit lebih baik.