MITOS Penyebab uban dan tanda penuaan merupakan topik yang menarik untuk disimak lebih jauh.
Rambut putih atau uban memang identik dengan orangtua. Tak heran bila munculnya uban sering membuat seseorang merasa tua sebelum waktunya. Kemunculan rambut putih ini sebenarnya terkait dengan melanin atau pigmen yang memberi warna pada rambut. Saat produksi pigmen terhambat, maka warna rambut yang semula hitam akan berubah jadi putih.
Banyak mitos yang berbedar tentang uban, namun kebanyakan menyesatkan. Mari cari tahu kebenarannya. Kupas tuntas mitos seputar uban dan yang "katanya" merupakan tanda penuaan.
Mitos Salah tentang Uban
Mitos 1: Mengalami peristiwa yang sangat mengejutkan bisa menimbulkan uban
Secara fisik ini tidak mungkin. Diana Bihova, asisten profesor klinis di bidang dermatologi di New York University Medical Center, AS, mengatakan bahwa rambut yang sudah ada tidak akan berubah menjadi uban. Anda mendapatkan uban hanya ketika rambut yang berwarna rontok, lalu digantikan dengan rambut putih dari folikel atau kantung rambut yang sama.
Mitos 2: Rambut bisa kembali ke warna semula meski telah beruban
Ketika folikel rambut mulai memproduksi rambut putih, jarang yagn kemudian menghasilkan rambut seperti semula kembali. Kendatipun demikian ada beberapa kekecualian, kata Dr.Bohiva.
Rambut Anda dapat beruban sementara bila mengalami gangguan kelenjar endokrin, kekurangan gizi, menderita cedera atau penyakit pada sistem saraf atau mengalami gangguan sistem kekebalan (penyakit autoimun). Kendati demikian, rambut yang sama tidak akan kembali ke warna aslinya.
Mitos 3: Mencabut sehelai uban akan mendapatkan dua helai sebagai gantinya
Tidak benar sama sekali. Rambut putih Anda tumbuh folikel demi folikel. Apabila Anda mencabut sehelai uban, rambut itu akan digantkan dengan uban baru dari folikel yang sama. "Anda tidak dapat menghentikan proses ini," kata Dr.Bohiva. "Tapi mencabut rambut putih juga tidak menyebabkan proses bertambah cepat." Kompas.
Rambut putih atau uban memang identik dengan orangtua. Tak heran bila munculnya uban sering membuat seseorang merasa tua sebelum waktunya. Kemunculan rambut putih ini sebenarnya terkait dengan melanin atau pigmen yang memberi warna pada rambut. Saat produksi pigmen terhambat, maka warna rambut yang semula hitam akan berubah jadi putih.
Banyak mitos yang berbedar tentang uban, namun kebanyakan menyesatkan. Mari cari tahu kebenarannya. Kupas tuntas mitos seputar uban dan yang "katanya" merupakan tanda penuaan.
Mitos Salah tentang Uban
Mitos 1: Mengalami peristiwa yang sangat mengejutkan bisa menimbulkan uban
Secara fisik ini tidak mungkin. Diana Bihova, asisten profesor klinis di bidang dermatologi di New York University Medical Center, AS, mengatakan bahwa rambut yang sudah ada tidak akan berubah menjadi uban. Anda mendapatkan uban hanya ketika rambut yang berwarna rontok, lalu digantikan dengan rambut putih dari folikel atau kantung rambut yang sama.
Mitos 2: Rambut bisa kembali ke warna semula meski telah beruban
Ketika folikel rambut mulai memproduksi rambut putih, jarang yagn kemudian menghasilkan rambut seperti semula kembali. Kendatipun demikian ada beberapa kekecualian, kata Dr.Bohiva.
Rambut Anda dapat beruban sementara bila mengalami gangguan kelenjar endokrin, kekurangan gizi, menderita cedera atau penyakit pada sistem saraf atau mengalami gangguan sistem kekebalan (penyakit autoimun). Kendati demikian, rambut yang sama tidak akan kembali ke warna aslinya.
Mitos 3: Mencabut sehelai uban akan mendapatkan dua helai sebagai gantinya
Tidak benar sama sekali. Rambut putih Anda tumbuh folikel demi folikel. Apabila Anda mencabut sehelai uban, rambut itu akan digantkan dengan uban baru dari folikel yang sama. "Anda tidak dapat menghentikan proses ini," kata Dr.Bohiva. "Tapi mencabut rambut putih juga tidak menyebabkan proses bertambah cepat." Kompas.