Abrasi air laut menjadi pemicu penurunan tanah di Muara Angke Dermaga Lama (Jakarta Utara) seluas 400 m2. Tanda-tanda fenomena alam kapan Jakarta akan tenggelam semakin menguat setelah sebelumnya Jalan RE Martadinata ambrol di Tanjung Priok. Selain itu, fenomena alam La Nina yang menyebabkan badai besar hjuan deras dan banjir, disertai angin puting beliung yang maha dahsyat juga patut diwaspadai.
Penurunan permukaan tanah kembali terjadi di wilayah Jakarta Utara. Tepatnya di Dermaga Lama (Ujung) Muara Angke, area seluas 400 meter persegi, atau panjang 160 meter, amblas sedalam 20 centimeter. Abrasi air laut menjadi penyebab utama terjadinya hal itu.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Nugroho Syamsubagyo, penurunan muka tanah ini memang merupakan hal yang sudah terjadi selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. Sejak selesai dibangun pada 2003 silam, area yang kini amblas sedalam 20 centimeter itu memang mengalami penurunan 2 hingga 3 centimeter per tahun.
"Amblasnya area sepanjang 160 centimeter ini sendiri sudah kami prediksi karena tiap tahun memang terjadi penurunan sebanyak dua hingga tiga sentimeter," kata Nugroho ketika ditemui di tempat kejadian, Selasa (28/9).
Area yang amblas itu sendiri merupakan areal parkir kendaraan milik para nelayan. Karena dianggap sebagai tempat yang kurang signifikan bagi aktivitas perikanan inilah, bagian bawah area tersebut tidak dipasang tiang pancang. Nugroho beralasan bahwa pada 2001 masih ada gosong (semacam atol) yang menopang sehingga pihaknya merasa tidak perlu memasang tiang pancang.
abrasi, abrasi air laut, abrasi menyebabkan penurunan tanah jakarta, abrasi muara angke, presentase penurunan tanah di muara angke, jakarta tenggelam, kapan kota jakarta tenggelam, bencana la nina, badai la nina, perubahan iklim drastis, dampak angin puting beliung indonesia