Ternyata para teroris Indonesia bahkan internasional mempunyai bahasa gaul (slang) dan bahasa tubuh yang sangat spesifik dan sebaiknya Anda harus ketahui. Cara komunikasi inilah yang mungkin menyebabkan pelaku utama ledakan bom sangat sulit untuk ditangkap.
Mengapa?
Harus diingat bahwa bahasa mempunyai bentuk yang sangat beragam. Maknanya pun dapat bersifat implisit maupun eksplisit. Kata yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda. Gerakan tubuh yang sederhana mungkin melambangkan suatu tanda rahasia.
Contoh sederhana adalah penggunaan istilah "pengantin" oleh para teroris bukan berarti calon mempelai pria atau wanita dalam upacara sakral pernikahan, melainkan orang yang siap lahir batin menjadi mortir pelaku bom bunuh diri siap mati secara "jihad" menurut keyakinan mereka. Atau tiba-tiba bersin saat cuaca cerah yang merupakan kode untuk segera memencet remote control pengendali bom jarak jauh.
Disini saya hanya sekedar mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam bergaul dan mengamati gerak-gerik bahasa tubuh kawan baru. Misalnya gerakan menggaruk badan yang sebenarnya tidak gatal atau terlalu asyik sendiri mengucek mata. Kalau ternyata ada sinyal yang cukup mencurigakan dan berbau "bahasa teroris" segera laporkan kepada pihak berwajib.
Baca lanjutannya bahasa gaul atau tubuh dan cara komunikasi teroris Indonesia Internasional berikut ini.
Bagaimana Noordin Berkomunikasi dengan Jaringannya?
Teroris mempunyai teknik tersendiri dalam berkomunikasi. Agar tidak mudah terlacak, mereka harus bergerak cepat dan tepat. Bagaimana caranya?
"Ada aturannya dalam berkomunikasi. Aturannya selalu berubah per peristiwa," kata ahli hipnoterapis yang pernah ikut menangani kasus terorisme, Mardigun WP, kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).
Menurut Mardigun, Noordin sangat menghindari komunikasi lewat telepon atau email. Kelompoknya lebih mengutamakan pertemuan face-to-face atau tatap muka yang singkat dan terencana.
"Pertemuan tatap mukanya pun harus sangat dekat. Mereka nggak mau bicara walaupun jaraknya cuma 1 meter," jelas Mardigun.
Kebiasaan lain yang mereka lakukan adalah membuat kesepakatan hanya pada akhir pertemuan. Termasuk soal aksi yang akan diperbuat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
"Misalkan begini, mereka sepakat untuk mencari mobil untuk pengeboman. Lalu disepakati bertemu lagi dalam waktu 15 menit, kalau salah satu tidak datang, pasti ditinggal," jelasnya.
Bahasa rahasia pun kerap digunakan para anak buah Noordin dalam berkomunikasi. Namun, pertemuan tatap muka di tempat yang rahasia lebih diutamakan.
"Ada bahasa slang yang biasa digunakan, seperti pengantin dan istilah kaum mujahid lainnya. Tapi itu tidak jadi prioritas utama," tutup Mardigun. (detik)
Mengapa?
Harus diingat bahwa bahasa mempunyai bentuk yang sangat beragam. Maknanya pun dapat bersifat implisit maupun eksplisit. Kata yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda. Gerakan tubuh yang sederhana mungkin melambangkan suatu tanda rahasia.
Contoh sederhana adalah penggunaan istilah "pengantin" oleh para teroris bukan berarti calon mempelai pria atau wanita dalam upacara sakral pernikahan, melainkan orang yang siap lahir batin menjadi mortir pelaku bom bunuh diri siap mati secara "jihad" menurut keyakinan mereka. Atau tiba-tiba bersin saat cuaca cerah yang merupakan kode untuk segera memencet remote control pengendali bom jarak jauh.
Disini saya hanya sekedar mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam bergaul dan mengamati gerak-gerik bahasa tubuh kawan baru. Misalnya gerakan menggaruk badan yang sebenarnya tidak gatal atau terlalu asyik sendiri mengucek mata. Kalau ternyata ada sinyal yang cukup mencurigakan dan berbau "bahasa teroris" segera laporkan kepada pihak berwajib.
Baca lanjutannya bahasa gaul atau tubuh dan cara komunikasi teroris Indonesia Internasional berikut ini.
Bagaimana Noordin Berkomunikasi dengan Jaringannya?
Teroris mempunyai teknik tersendiri dalam berkomunikasi. Agar tidak mudah terlacak, mereka harus bergerak cepat dan tepat. Bagaimana caranya?
"Ada aturannya dalam berkomunikasi. Aturannya selalu berubah per peristiwa," kata ahli hipnoterapis yang pernah ikut menangani kasus terorisme, Mardigun WP, kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).
Menurut Mardigun, Noordin sangat menghindari komunikasi lewat telepon atau email. Kelompoknya lebih mengutamakan pertemuan face-to-face atau tatap muka yang singkat dan terencana.
"Pertemuan tatap mukanya pun harus sangat dekat. Mereka nggak mau bicara walaupun jaraknya cuma 1 meter," jelas Mardigun.
Kebiasaan lain yang mereka lakukan adalah membuat kesepakatan hanya pada akhir pertemuan. Termasuk soal aksi yang akan diperbuat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
"Misalkan begini, mereka sepakat untuk mencari mobil untuk pengeboman. Lalu disepakati bertemu lagi dalam waktu 15 menit, kalau salah satu tidak datang, pasti ditinggal," jelasnya.
Bahasa rahasia pun kerap digunakan para anak buah Noordin dalam berkomunikasi. Namun, pertemuan tatap muka di tempat yang rahasia lebih diutamakan.
"Ada bahasa slang yang biasa digunakan, seperti pengantin dan istilah kaum mujahid lainnya. Tapi itu tidak jadi prioritas utama," tutup Mardigun. (detik)