Temuan terbaru inovasi teknologi pendeteksi kanker dan HIV yang dapat mengukur tingkat keakutan sejak dini ini diharapkan dapat mencegah dan mengobati penyakit hingga tuntas.
Inovasi ini merupakan bagian dari teknologi nano atau nano technology yang untuk oertamakalinya digunakan dalam membangun kemampuan sensitivitas microchip yang sangat sensitif mendeteksi cikal bakal dan jenis penyakit kanker.
Mudah-mudahan inovasi terbaru teknologi nano yang mendeteksi sakit kanker dan tingkat akut penyakit menular HIV ini bermanfaat dan mengurangi jumlah kematian akibat menderita cancer dan AIDS.
Microchip Deteksi Kanker Sejak Dini
Berbagai terobosan baru terus dikembangkan para ilmuwan agar bisa mendeteksi kanker sejak dini. Temuan terbaru yang dikembangkan ilmuwan Kanada dalam bidang ini menghasilkan sebuah microchip yang cukup sensitif guna mendeteksi jenis dan tingkat keakutan kanker.
Meski kemampuannya dikategorikan berteknologi tinggi, tanpa menyebutkan kisaran harga pasti para ilmuwan mengklaim perangkat canggih ini cukup terjangkau.
Times of India, Jumat (2/10/2009) melansir, microchip ini telah sukses diuji coba dalam mendeteksi berbagai contoh kanker prostat, kepala, dan leher. Perangkat ini pun dapat pula digunakan untuk mendiagnosa jenis kanker lain dan penyakit menular seperti HIV dan flu H1N1.
Dalam mengembangkan microchip ini, para ilmuwan dari University of Toronto menggunakan material nano untuk pertamakalinya untuk membangun kemampuan sensitivitas microchip. Perangkat baru ini akan membuat metode diagnostik molekuler menjadi lebih canggih dan mudah tersedia.
"Inovasi ini merupakan sebuah indikasi bahwa era pengobatan nano telah dimulai," kata Profesor David Naylor dari University of Toronto.
Naylor menambahkan, perangkat ini dengan cepat mengangkat penanda bio atau biomarkers yang menjadi petunjuk keberadaan kanker yang umumnya dihadirkan pada level rendah dalam sampel biologis.
Hasil analisa akan selesai dalam 30 menit. Proses ini lebih cepat jika dibandingkan dengan metode analisa dengan menggunakan cara yang umum digunakan saat ini.
"Saat ini, komputer turut ambil bagian dalam mengevaluasi sampel biomarker kanker secara klinis," tandas Naylor. (okezone)
Inovasi ini merupakan bagian dari teknologi nano atau nano technology yang untuk oertamakalinya digunakan dalam membangun kemampuan sensitivitas microchip yang sangat sensitif mendeteksi cikal bakal dan jenis penyakit kanker.
Mudah-mudahan inovasi terbaru teknologi nano yang mendeteksi sakit kanker dan tingkat akut penyakit menular HIV ini bermanfaat dan mengurangi jumlah kematian akibat menderita cancer dan AIDS.
Microchip Deteksi Kanker Sejak Dini
Berbagai terobosan baru terus dikembangkan para ilmuwan agar bisa mendeteksi kanker sejak dini. Temuan terbaru yang dikembangkan ilmuwan Kanada dalam bidang ini menghasilkan sebuah microchip yang cukup sensitif guna mendeteksi jenis dan tingkat keakutan kanker.
Meski kemampuannya dikategorikan berteknologi tinggi, tanpa menyebutkan kisaran harga pasti para ilmuwan mengklaim perangkat canggih ini cukup terjangkau.
Times of India, Jumat (2/10/2009) melansir, microchip ini telah sukses diuji coba dalam mendeteksi berbagai contoh kanker prostat, kepala, dan leher. Perangkat ini pun dapat pula digunakan untuk mendiagnosa jenis kanker lain dan penyakit menular seperti HIV dan flu H1N1.
Dalam mengembangkan microchip ini, para ilmuwan dari University of Toronto menggunakan material nano untuk pertamakalinya untuk membangun kemampuan sensitivitas microchip. Perangkat baru ini akan membuat metode diagnostik molekuler menjadi lebih canggih dan mudah tersedia.
"Inovasi ini merupakan sebuah indikasi bahwa era pengobatan nano telah dimulai," kata Profesor David Naylor dari University of Toronto.
Naylor menambahkan, perangkat ini dengan cepat mengangkat penanda bio atau biomarkers yang menjadi petunjuk keberadaan kanker yang umumnya dihadirkan pada level rendah dalam sampel biologis.
Hasil analisa akan selesai dalam 30 menit. Proses ini lebih cepat jika dibandingkan dengan metode analisa dengan menggunakan cara yang umum digunakan saat ini.
"Saat ini, komputer turut ambil bagian dalam mengevaluasi sampel biomarker kanker secara klinis," tandas Naylor. (okezone)