Ternyata ratusan gempa Susulan 3SR - 4SR paska gempa Padang Indonesia guncang Sumatera Barat! Tanah Minang terus bergetar dan ditakutkan akan menambah jumlah korban gempa yang telah mencapai ribuan orang.
Mudah-mudahan goyangan earthquake in Sumatera ini segera berakhir agar semua pihak yang telah mencurahkan waktunya untuk membantu korban yang masih tertimbun maupun telah dievakuasi dapat efektif dan tetap aman terkendali. Gempa susulan dikhawatirkan akan dapat memakan korban para relawan yang telah terjun langsung ke lapangan untuk menangani situasi bencana alam terbesar di bulan Oktober ini.
Rangkaian gempa susulan yang berjumlah ratusan kali mengguncang Sumatera Barat paska gempa Padang Pariaman disajikan lengkap di artikel berikut ini.
247 Gempa Susulan Terjadi Setelah Gempa Utama 7,6 SR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Padang mendeteksi telah terjadi 247 kali gempa susulan setelah gempa besar 7,6 skala Richter yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar).
Staf BMKG Kota Padang Bidang Info Dini Gempa Bumi dan Tsunami Jaya Murjaya, kepada wartawan ANTARA yang melaporkan dari Padang, Jumat (2/10), mengatakan, terjadi 247 kali gempa susulan hingga Kamis sore.
Kekuatan dari gempa-gempa susulan yang terjadi tersebut melemah, rata-rata mencapai 3-4 skala Richter.
Gempa-gempa kecil tersebut, menurut Jaya, memang tidak dapat dirasakan oleh masyarakat Kota Padang dan sekitarnya, namun terdeteksi oleh BMKG.
Pihaknya juga memprediksi gempa susulan dengan skala kecil ada kemungkinan masih akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan. "Tapi masyarakat tetap tidak dapat merasakannya," ujar dia.
Gempa besar 7,6 skala Richter yang meluluhlantakkan gedung, rumah, pertokoan di Kota Padang dan sekitarnya, Rabu sore, terpusat di barat daya Pariaman, Sumbar.
Gempa susulan berkekuatan 6,2 skala Richter kembali mengguncang Padang dan daerah sekitarnya beberapa menit setelah gempa utama.
Kondisi tersebut membuat warga trauma dan lebih memilih tetap berada di luar rumah. Warga memilih bermalam di tenda-tenda darurat yang didirikan di tempat terbuka.
Belum pulihnya aliran listrik di Padang dan sekitarnya membuat masyarakat, terutama kaum muda, berjaga-jaga di sekitar rumah maupun lingkungan rumah untuk mengantisipasi tindak kejahatan, khususnya pencurian. (Kompas)
Mudah-mudahan goyangan earthquake in Sumatera ini segera berakhir agar semua pihak yang telah mencurahkan waktunya untuk membantu korban yang masih tertimbun maupun telah dievakuasi dapat efektif dan tetap aman terkendali. Gempa susulan dikhawatirkan akan dapat memakan korban para relawan yang telah terjun langsung ke lapangan untuk menangani situasi bencana alam terbesar di bulan Oktober ini.
Rangkaian gempa susulan yang berjumlah ratusan kali mengguncang Sumatera Barat paska gempa Padang Pariaman disajikan lengkap di artikel berikut ini.
247 Gempa Susulan Terjadi Setelah Gempa Utama 7,6 SR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Padang mendeteksi telah terjadi 247 kali gempa susulan setelah gempa besar 7,6 skala Richter yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar).
Staf BMKG Kota Padang Bidang Info Dini Gempa Bumi dan Tsunami Jaya Murjaya, kepada wartawan ANTARA yang melaporkan dari Padang, Jumat (2/10), mengatakan, terjadi 247 kali gempa susulan hingga Kamis sore.
Kekuatan dari gempa-gempa susulan yang terjadi tersebut melemah, rata-rata mencapai 3-4 skala Richter.
Gempa-gempa kecil tersebut, menurut Jaya, memang tidak dapat dirasakan oleh masyarakat Kota Padang dan sekitarnya, namun terdeteksi oleh BMKG.
Pihaknya juga memprediksi gempa susulan dengan skala kecil ada kemungkinan masih akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan. "Tapi masyarakat tetap tidak dapat merasakannya," ujar dia.
Gempa besar 7,6 skala Richter yang meluluhlantakkan gedung, rumah, pertokoan di Kota Padang dan sekitarnya, Rabu sore, terpusat di barat daya Pariaman, Sumbar.
Gempa susulan berkekuatan 6,2 skala Richter kembali mengguncang Padang dan daerah sekitarnya beberapa menit setelah gempa utama.
Kondisi tersebut membuat warga trauma dan lebih memilih tetap berada di luar rumah. Warga memilih bermalam di tenda-tenda darurat yang didirikan di tempat terbuka.
Belum pulihnya aliran listrik di Padang dan sekitarnya membuat masyarakat, terutama kaum muda, berjaga-jaga di sekitar rumah maupun lingkungan rumah untuk mengantisipasi tindak kejahatan, khususnya pencurian. (Kompas)