Pernyataan Mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) Brigjen Pol (Purn) Suryadarma yang sangat yakin adanya keterlibatan orang dalam saat peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta cukup menarik khalayak ramai.
Secara logika hal ini memang memungkinkan. Kok bisa pengaman hotel yang begitu esktra ketat dapat ditembus oleh para teroris bom Jakarta dengan sangat mudah. Mereka yang mengaku berkedok jihad ini lolos dari alat detektor logam yang menjadi pengaman akhir sebelum penhuni atau pengunjung hotel check in atau masuk ke Lobi.
Standar prosedur keamanan dapat diperlonggar bila rekan teroris, menjadi bagian petugas kemanan hotel atau menjadi pegawai. Mereka merupakan orang dalam yang bergerak dengan amat leluasa dan minus pengawasan.
Bila sahabat sering melihat tangan serial TV seperti CSI, 24 atau film Ocean Eleven Twelve sampe Thirteen serta film barat lainnya (film Indonesia sepertinya belum ada yang setaraf), maka tehnik penyelusupan, atau apapun bentuk kejahatan teroganisir lainnya, saat ini sudah begitu canggih. Yang ironis, pihak berwajib selalu kalah langkah dibandingkan para penjahat. The bad people selalu selangkah lebih maju. SIkap preventif kurang populer dibandingkan kuratif.
Berita selengkapnya dari detikinews
Eks Kadensus 88: Saya Yakin Ada Orang Dalam Terlibat
Mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) Brigjen Pol (Purn) Suryadarma yakin ada keterlibatan orang dalam saat bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton terjadi. Selain itu dia juga yakin bila bom dirakit di luar dan kemudian dibawa ke dalam hotel.
"Saya yakin ada orang dalam," kata Suryadarma dalam diskusi TV One di Hotel Nikko, Jl Thamrin, Jakarta, Selasa (21/7/2009).
Menurut dia, dari pengalaman menyelidiki kasus terorisme, para pelaku bom bunuh diri diduga tidak merakit bom di dalam, tapi membawanya dari luar. Karena itu dia yakin ada orang dalam yang terlibat.
"Kelompok Noordin tidak mungkin merakit di dalam," tutupnya.
Sementara itu pihak kepolisian mengaku tidak mau berspekulasi perihal bagaimana bom dan bahan peledak bisa masuk ke dalam hotel. Saat ini polisi terus melakukan penyelidikan.
"Itu juga masih kita selediki, apakah memang kelalaian petugas yang jaga atau tidak bisa dideteksi. Masih dicek," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Center, Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta.
Secara logika hal ini memang memungkinkan. Kok bisa pengaman hotel yang begitu esktra ketat dapat ditembus oleh para teroris bom Jakarta dengan sangat mudah. Mereka yang mengaku berkedok jihad ini lolos dari alat detektor logam yang menjadi pengaman akhir sebelum penhuni atau pengunjung hotel check in atau masuk ke Lobi.
Standar prosedur keamanan dapat diperlonggar bila rekan teroris, menjadi bagian petugas kemanan hotel atau menjadi pegawai. Mereka merupakan orang dalam yang bergerak dengan amat leluasa dan minus pengawasan.
Bila sahabat sering melihat tangan serial TV seperti CSI, 24 atau film Ocean Eleven Twelve sampe Thirteen serta film barat lainnya (film Indonesia sepertinya belum ada yang setaraf), maka tehnik penyelusupan, atau apapun bentuk kejahatan teroganisir lainnya, saat ini sudah begitu canggih. Yang ironis, pihak berwajib selalu kalah langkah dibandingkan para penjahat. The bad people selalu selangkah lebih maju. SIkap preventif kurang populer dibandingkan kuratif.
Berita selengkapnya dari detikinews
Eks Kadensus 88: Saya Yakin Ada Orang Dalam Terlibat
Mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) Brigjen Pol (Purn) Suryadarma yakin ada keterlibatan orang dalam saat bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton terjadi. Selain itu dia juga yakin bila bom dirakit di luar dan kemudian dibawa ke dalam hotel.
"Saya yakin ada orang dalam," kata Suryadarma dalam diskusi TV One di Hotel Nikko, Jl Thamrin, Jakarta, Selasa (21/7/2009).
Menurut dia, dari pengalaman menyelidiki kasus terorisme, para pelaku bom bunuh diri diduga tidak merakit bom di dalam, tapi membawanya dari luar. Karena itu dia yakin ada orang dalam yang terlibat.
"Kelompok Noordin tidak mungkin merakit di dalam," tutupnya.
Sementara itu pihak kepolisian mengaku tidak mau berspekulasi perihal bagaimana bom dan bahan peledak bisa masuk ke dalam hotel. Saat ini polisi terus melakukan penyelidikan.
"Itu juga masih kita selediki, apakah memang kelalaian petugas yang jaga atau tidak bisa dideteksi. Masih dicek," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Center, Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta.