Pemetaan genetika Komodo Indonesia finalis 7 (tujuh) keajaiban dunia berhasil dIlakukan. Membaca berita kemarin terkait dengan pernyataan Menteri Kehutanan MS Kaban yang menyebut bahwa ada rencana pemindahan komodo dari Pulau Flores ke Bali yang dlakukan demi pemurnian genetik komodo, walaupun akhirnya banyak pihak yang mempertanyakannya. Memang istilah pemurnian genetik dinilai tidak hanya membingungkan publik, tetapi bahkan bagi peneliti komodo. Apakah benar Komodo pernah berhasil disilangkan dengan makhluk lain di dunia ini, misalnya dengan burung perkutut? Wah kira-kira jadinya apa ya :)
Saya teringat dengan film Jurassic Park besutan Steven Spielberg yang seri pertamanya di putar pada tahun 1993. Sangat mengagumkan karena memunculkan ide merekaya ulang dinosaurus yang telah punah jutaan tahun yang lampau dengan menggunakan darah nyamuk yang terperangkap di dalam getah pohon. Darah si nyamuk yang seumuran dengan si dino tersebut ternyata menyimpan DNA hewan raksasa yang pernah menjadi penguasa dunia di era jurasik dan ingin dibangkitkan kembali, tapi bukan proses reinkarnasi seperti Michael Jackson ya.
Yang cukup mengherankan adalah mengapa kok repot-repot mencari nyamuk sedangkan di Indonesia terdapat komodo yang merupakan finalis 7 (tujuh) keajaiban dunia (New 7 or Seven Wonders of the World) yang alamat website resminya bisa dicek di www.new7wonders.com. Komodo merupakan legenda hidup dan keturunan langsung dari dinosaurus, walaupun ukuran tubuhnya termasuk kurang qizi alias tinggi semampai - tinggi semeter tak sampai :)
Apakah setelah berhasil dipetakan, maka para ahli berpeluang membuat new dinosaurus dan impian John Hammond membangun taman jurasik bisa menjadi kenyataan? Ataukah tidak bermanfaat apa-apa karena tidak ada hubungan antara pemetaan genetik komodo tujuh keajaiban dunia dengan rekayasa genetika?
Baca disini selanjutnya...
Data Genetika Komodo di Flores Sudah Ada
Penelitian yang dilakukan Tim Peneliti Kajian DNA Molekuler Komodo Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah menghasilkan pemetaan genetika komodo di Indonesia. Kajian diversitas genetik telah dilakukan dengan 154 sampel darah komodo yang dikoleksi dari pulau Flores Utara, Flores Barat, Gili Montang, Nusa Kode, Rinca, dan Pulau Komodo.
"Hasil analisis menunjukkan bahwa populasi komodo hasil kajian sekuen kontrol DNA mitokondria terdapat 8 haplotipe. Haplotipe dapat diartikan secara sederhana sebagai model urutan sekuen DNA, kemudian kita beri nama haplotipe 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, dan 08," ungkap M Syamsul Arifin Zein, salah satu peneliti komodo dari LIPI dalam e-mail ke Kompas.com.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa masing-masing lokasi mempunyai sebaran haplotipe yang berbeda. Pulau Komodo mempunyai 3 haplotipe (06, 07, dan 08), Pulau Rinca mempunyai 4 haplotipe (03, 04, 05, dan 08), Pulau Gili Montang mempunyai 1 haplotipe (04), Pulau Nusa Kode mempunyai 1 haplotipe (05), Flores Utara mempunyai 2 haplotipe (01 dan 02), dan Flores Barat mempunyai 3 haplotipe (01, 03, dan 04).
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa populasi komodo di Pulau Komodo mempunyai haplotipe yang berbeda dengan populasi komodo di pulau lainnya, sedangkan populasi komodo di Flores Barat berhubungan erat dengan populasi di Gili Montang, Nusa Kode, dan Rinca.
"Walau demikian, ada haplotipe yang khas di Flores Barat dan Flores Utara, yaitu haplotipe 01 dan 02. Haplotipe ini tidak terdapat di daerah lainnya. Artinya haplotipe 01 dan 02 mempunyai peran penting di habitat alam dalam memperkaya keragaman genetik komodo dan harus diawasi dan dikonservasi di habitat aslinya," ujar Zein.
Selain itu diversitas genetik yang rendah ditunjukkan melalui populasi komodo di pulau Gili Montang dan Nusa Kode karena masing-masing hanya ada satu haplotipe. Boleh dikatakan, secara genetis, keadaan di dua daerah tersebut sudah kritis karena proses perkawinan dalam populasi yang hanya memiliki satu keragaman genetika berisiko menghasilkan keturunan yang berkualitas rendah.
Ini artinya pemetaan genetika komodo di Indonesia sudah dilakukan. Ke depan, tim peneliti LIPI bekerja sama dengan Universitas Florence Italia juga tengah melakukan analisis genetika dengan sampel lebih besar. Sebelumnya, Menteri Kehutanan MS Kaban beralasan bahwa pemindahan sepuluh komodo ke Bali dilakukan sementara untuk didata genetika komodo di Flores yang dilaporkan tinggal belasan ekor.
"Penyelamatan yang perlu dilakukan seharusnya meningkatkan program konservasi di alam untuk menjaga sumber daya genetika komodo di Pulau Flores. Komodo telah berhasil mempertahankan kehidupannya di habitat aslinya dan kewajiban kita sekarang adalah menjaga untuk tidak mengusik kehidupan komodo, menjaga habitatnya, menindak secara tegas siapa pun yang mengganggu kehidupannya yang lestari, dan menyediakan data yang cukup untuk mengembangkan habitat komodo agar komodo yang tersisa di habitat asli di Pulau Flores dapat dipertahankan," ucap Zein.
Sumber: Kompas.com
Saya teringat dengan film Jurassic Park besutan Steven Spielberg yang seri pertamanya di putar pada tahun 1993. Sangat mengagumkan karena memunculkan ide merekaya ulang dinosaurus yang telah punah jutaan tahun yang lampau dengan menggunakan darah nyamuk yang terperangkap di dalam getah pohon. Darah si nyamuk yang seumuran dengan si dino tersebut ternyata menyimpan DNA hewan raksasa yang pernah menjadi penguasa dunia di era jurasik dan ingin dibangkitkan kembali, tapi bukan proses reinkarnasi seperti Michael Jackson ya.
Yang cukup mengherankan adalah mengapa kok repot-repot mencari nyamuk sedangkan di Indonesia terdapat komodo yang merupakan finalis 7 (tujuh) keajaiban dunia (New 7 or Seven Wonders of the World) yang alamat website resminya bisa dicek di www.new7wonders.com. Komodo merupakan legenda hidup dan keturunan langsung dari dinosaurus, walaupun ukuran tubuhnya termasuk kurang qizi alias tinggi semampai - tinggi semeter tak sampai :)
Apakah setelah berhasil dipetakan, maka para ahli berpeluang membuat new dinosaurus dan impian John Hammond membangun taman jurasik bisa menjadi kenyataan? Ataukah tidak bermanfaat apa-apa karena tidak ada hubungan antara pemetaan genetik komodo tujuh keajaiban dunia dengan rekayasa genetika?
Baca disini selanjutnya...
Data Genetika Komodo di Flores Sudah Ada
Penelitian yang dilakukan Tim Peneliti Kajian DNA Molekuler Komodo Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah menghasilkan pemetaan genetika komodo di Indonesia. Kajian diversitas genetik telah dilakukan dengan 154 sampel darah komodo yang dikoleksi dari pulau Flores Utara, Flores Barat, Gili Montang, Nusa Kode, Rinca, dan Pulau Komodo.
"Hasil analisis menunjukkan bahwa populasi komodo hasil kajian sekuen kontrol DNA mitokondria terdapat 8 haplotipe. Haplotipe dapat diartikan secara sederhana sebagai model urutan sekuen DNA, kemudian kita beri nama haplotipe 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, dan 08," ungkap M Syamsul Arifin Zein, salah satu peneliti komodo dari LIPI dalam e-mail ke Kompas.com.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa masing-masing lokasi mempunyai sebaran haplotipe yang berbeda. Pulau Komodo mempunyai 3 haplotipe (06, 07, dan 08), Pulau Rinca mempunyai 4 haplotipe (03, 04, 05, dan 08), Pulau Gili Montang mempunyai 1 haplotipe (04), Pulau Nusa Kode mempunyai 1 haplotipe (05), Flores Utara mempunyai 2 haplotipe (01 dan 02), dan Flores Barat mempunyai 3 haplotipe (01, 03, dan 04).
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa populasi komodo di Pulau Komodo mempunyai haplotipe yang berbeda dengan populasi komodo di pulau lainnya, sedangkan populasi komodo di Flores Barat berhubungan erat dengan populasi di Gili Montang, Nusa Kode, dan Rinca.
"Walau demikian, ada haplotipe yang khas di Flores Barat dan Flores Utara, yaitu haplotipe 01 dan 02. Haplotipe ini tidak terdapat di daerah lainnya. Artinya haplotipe 01 dan 02 mempunyai peran penting di habitat alam dalam memperkaya keragaman genetik komodo dan harus diawasi dan dikonservasi di habitat aslinya," ujar Zein.
Selain itu diversitas genetik yang rendah ditunjukkan melalui populasi komodo di pulau Gili Montang dan Nusa Kode karena masing-masing hanya ada satu haplotipe. Boleh dikatakan, secara genetis, keadaan di dua daerah tersebut sudah kritis karena proses perkawinan dalam populasi yang hanya memiliki satu keragaman genetika berisiko menghasilkan keturunan yang berkualitas rendah.
Ini artinya pemetaan genetika komodo di Indonesia sudah dilakukan. Ke depan, tim peneliti LIPI bekerja sama dengan Universitas Florence Italia juga tengah melakukan analisis genetika dengan sampel lebih besar. Sebelumnya, Menteri Kehutanan MS Kaban beralasan bahwa pemindahan sepuluh komodo ke Bali dilakukan sementara untuk didata genetika komodo di Flores yang dilaporkan tinggal belasan ekor.
"Penyelamatan yang perlu dilakukan seharusnya meningkatkan program konservasi di alam untuk menjaga sumber daya genetika komodo di Pulau Flores. Komodo telah berhasil mempertahankan kehidupannya di habitat aslinya dan kewajiban kita sekarang adalah menjaga untuk tidak mengusik kehidupan komodo, menjaga habitatnya, menindak secara tegas siapa pun yang mengganggu kehidupannya yang lestari, dan menyediakan data yang cukup untuk mengembangkan habitat komodo agar komodo yang tersisa di habitat asli di Pulau Flores dapat dipertahankan," ucap Zein.
Sumber: Kompas.com