Inilah posisi sebenarnya pusat gempa Padang Sumbar 2009 berdasarkan pendapat ahli pakar gempa dari LIPI!
Pusat gempa memang merupakan hal yang perlu diketahui sedini mungkin sehingga dapat diperkirakan apakah ada ancaman atau potensi terjadinya gelombang sunami paska gempa.
Apalagi gempa yang terjadi di Padang Jambi bengkulu termasuk ukuran cukup besar di atas 7 skala richter. DIkhawatirkan pihak pemerintah kembali terlambat untuk melakukan evakuasi sebagai antisipasi tsunami dan meminta penduduk yang berlokasi di pinggir pantai untuk segera mencari tempat yang lebih aman secepatnya.
Penjelasan para ahli gempa berikut ini akan memaparkan letak pusat gempa Padang sumbar jambi Bengkulu 2009 yang sebenarnya. Mudah-mudahan tidak salah kalkulasinya.
Pakar Gempa: Pusat Gempa Padang Bukan di Zona Subduksi
Gempa berkekuatan 7,6 SR yang memorakporandakan Kota Padang dan Pariaman dan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura, Rabu (30/9), tidak berpusat di zona subduksi lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Demikian penjelasan Dr Danny Hilman Natawidjaya, pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Gempa yang sekarang pusatnya patahan di kerak yang menunjam di bawah Kota Padang," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10) pagi. Ia mengatakan, pusat gempa tersebut kemungkinan di ujung patahan jauh di bawah dasar laut.
Hal ini pula yang menurut Danny bisa menjelaskan mengapa gempa sebesar itu tidak sampai memicu gelombang besar. "Pergerakannya dominan horisontal tidak vertikal dan lepasnya lebih dalam sehingga tidak men-create tsunami," jelas Danny.
Meski demikian, Danny mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya tsunami kecil setinggi 20 sentimeter yang terukur di pantai barat Padang. Menurutnya, data memang menunjukkan ada sedikit pergerakan vertikal saat gempa terjadi.
Danny mengakui patahan-patahan seperti itu sulit dideteksi karena sangat dalam dan tidak tampak dari luar. Untuk mendeteksinya perlu radar yang bisa mendeteksi lapisan-lapisan tanah sangat dalam. Selama ini pihaknya fokus mengantisipasi dampak kegempaan di zona subduksi segmen Mentawai yang sudah mengumpulkan energi sangat besar untuk dilepaskan dan paling rawan menimbulkan tsunami. (kompas)
Pusat gempa memang merupakan hal yang perlu diketahui sedini mungkin sehingga dapat diperkirakan apakah ada ancaman atau potensi terjadinya gelombang sunami paska gempa.
Apalagi gempa yang terjadi di Padang Jambi bengkulu termasuk ukuran cukup besar di atas 7 skala richter. DIkhawatirkan pihak pemerintah kembali terlambat untuk melakukan evakuasi sebagai antisipasi tsunami dan meminta penduduk yang berlokasi di pinggir pantai untuk segera mencari tempat yang lebih aman secepatnya.
Penjelasan para ahli gempa berikut ini akan memaparkan letak pusat gempa Padang sumbar jambi Bengkulu 2009 yang sebenarnya. Mudah-mudahan tidak salah kalkulasinya.
Pakar Gempa: Pusat Gempa Padang Bukan di Zona Subduksi
Gempa berkekuatan 7,6 SR yang memorakporandakan Kota Padang dan Pariaman dan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura, Rabu (30/9), tidak berpusat di zona subduksi lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Demikian penjelasan Dr Danny Hilman Natawidjaya, pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Gempa yang sekarang pusatnya patahan di kerak yang menunjam di bawah Kota Padang," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10) pagi. Ia mengatakan, pusat gempa tersebut kemungkinan di ujung patahan jauh di bawah dasar laut.
Hal ini pula yang menurut Danny bisa menjelaskan mengapa gempa sebesar itu tidak sampai memicu gelombang besar. "Pergerakannya dominan horisontal tidak vertikal dan lepasnya lebih dalam sehingga tidak men-create tsunami," jelas Danny.
Meski demikian, Danny mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya tsunami kecil setinggi 20 sentimeter yang terukur di pantai barat Padang. Menurutnya, data memang menunjukkan ada sedikit pergerakan vertikal saat gempa terjadi.
Danny mengakui patahan-patahan seperti itu sulit dideteksi karena sangat dalam dan tidak tampak dari luar. Untuk mendeteksinya perlu radar yang bisa mendeteksi lapisan-lapisan tanah sangat dalam. Selama ini pihaknya fokus mengantisipasi dampak kegempaan di zona subduksi segmen Mentawai yang sudah mengumpulkan energi sangat besar untuk dilepaskan dan paling rawan menimbulkan tsunami. (kompas)