Pelaku utama cybersex atau kejahatan sex internet (dunia maya) bukanlah dari kalangan jomblo! Ternyata masih ada nilai positif menjadi anggota IJO LUMUT ya - Ikatan Jomblo Lucu dan Imut :)
Cybersex memang merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi yang sangat pesat. Akses situs 18+ menjadi hobi bagi sebagian netter, bahkan beberapa diantara mereka telah menderita kecanduan yang sangat parah (porn sites addiction).
Sangat disayangkan sekali karena sebenarnya masih banyak hal positif yang dapat diraih di dunia maya. Bila waktu yang ada dicurahkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat niscaya hasil yang diperoleh akan sangat luar biasa sekali. Apalagi sahabat semua pasti tahu bahwa sudah banyak yang berhasil menjalankan bisnis online.
Nah bagi para pria beristri yang doyan mencari daftar lengkap situs porn* xxx, saya himbau agar mulai dikurangi sekarang juga ya dan selamat kepada para jomblo yang ternyata bukanlah pelaku utama kejahatan sex dunia maya cybersex.
Baca lanjutannya.
Orang 'Jomblo' Jarang Lakukan Cybersex
Sebagian orang berpikiran bahwa sebagian besar pengakses situs-situs porno kebanyakan adalah generasi muda yang single dan tak punya pasangan. Tapi sebuah survei yang dilakukan Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia justru mematahkan anggapan tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan lebih dari separuh pengunjung dunia maya di Australia yang melakukan cybersex dan mengakses situs-situs porno kebanyakan adalah orang yang telah menikah atau telah memiliki pasangan yang serius.
Parahnya lagi, hasil penelitian juga menemukan orang-orang yang menghabiskan waktu mengakses situs porno 10 jam per hari.
Survei dilakukan secara online dengan cara chatting kepada 1.325 responden. "Hampir 55 persen mengatakan mereka telah menikah atau sedang menjalin hubungan serius dengan seseorang," kata peneliti, Marcus Squirrell seperti dilansir AFP, Jumat (25/9/2009).
Secara umur, rata-rata responden berusia 41 tahun dan kebanyakan dari mereka berpendidikan tinggi.
Squirrell mengungkapkan bahwa mereka melakukan cybersex dengan tujuan untuk mengeksplorasi kehidupan seksualnya. "65 responden mengatakan telah bertemu dengan pasangan cybersex-nya," kata Squireell.
Tingkah laku para responden di situs-situs porno dan situs-situs kencan, lanjut Squirrell, sangat bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan di kehidupan nyata.
Cybersex memang merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi yang sangat pesat. Akses situs 18+ menjadi hobi bagi sebagian netter, bahkan beberapa diantara mereka telah menderita kecanduan yang sangat parah (porn sites addiction).
Sangat disayangkan sekali karena sebenarnya masih banyak hal positif yang dapat diraih di dunia maya. Bila waktu yang ada dicurahkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat niscaya hasil yang diperoleh akan sangat luar biasa sekali. Apalagi sahabat semua pasti tahu bahwa sudah banyak yang berhasil menjalankan bisnis online.
Nah bagi para pria beristri yang doyan mencari daftar lengkap situs porn* xxx, saya himbau agar mulai dikurangi sekarang juga ya dan selamat kepada para jomblo yang ternyata bukanlah pelaku utama kejahatan sex dunia maya cybersex.
Baca lanjutannya.
Orang 'Jomblo' Jarang Lakukan Cybersex
Sebagian orang berpikiran bahwa sebagian besar pengakses situs-situs porno kebanyakan adalah generasi muda yang single dan tak punya pasangan. Tapi sebuah survei yang dilakukan Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia justru mematahkan anggapan tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan lebih dari separuh pengunjung dunia maya di Australia yang melakukan cybersex dan mengakses situs-situs porno kebanyakan adalah orang yang telah menikah atau telah memiliki pasangan yang serius.
Parahnya lagi, hasil penelitian juga menemukan orang-orang yang menghabiskan waktu mengakses situs porno 10 jam per hari.
Survei dilakukan secara online dengan cara chatting kepada 1.325 responden. "Hampir 55 persen mengatakan mereka telah menikah atau sedang menjalin hubungan serius dengan seseorang," kata peneliti, Marcus Squirrell seperti dilansir AFP, Jumat (25/9/2009).
Secara umur, rata-rata responden berusia 41 tahun dan kebanyakan dari mereka berpendidikan tinggi.
Squirrell mengungkapkan bahwa mereka melakukan cybersex dengan tujuan untuk mengeksplorasi kehidupan seksualnya. "65 responden mengatakan telah bertemu dengan pasangan cybersex-nya," kata Squireell.
Tingkah laku para responden di situs-situs porno dan situs-situs kencan, lanjut Squirrell, sangat bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan di kehidupan nyata.