Gempa dahsyat berkuatan 7,3SR 2 Sept 2009 sore hari telah menyebabkan timbulnya korban luka parah dan kerusakan yang cukup signifikan beberapa bangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya beberapa gempa susulan berkekuatan 3,5SR hingga 5,1SR, setelah gempa pertama beberapa waktu yang lalu.
Seluruh petugas medis diinstruksikan untuk tetap siaga mengingat akan banyak lagi korban akibat gempa susulan tersebut.
Baca berita terkini atau terupdate gempa susulan Indonesia yang memakan banyak korban dan harus dilarikan ke Rumah Sakit berikut ini. Tetap waspada!
Gempa Susulan Terjadi Sampai Tiga Kali
Gempa susulan pascagempa berkekuatan 7,3 skala richter berpotensi tsunami yang terjadi di sekitar Pantai Tasikmalaya, terjadi sampai tiga kali. BMG Banjarnegara mencatat gempat susulan itu terjadi dengan kekuatan lebih kecil, antara 5,1 skala richter sampai 3,5 skala richter, sehingga guncangannya tak terasa di sekitar daratan.
Gempa susulan pertama terjadi sekitar tiga sampai lima menit setelah gempa berkekuatan 7,3 SR terjadi, sekitar pukul 15.08, dengan kekuatan 5,1 SR. Gempa susulan kedua terjadi pukul 15.16, dengan kekuatan 4,5 SR, dan gempa ketiga terjadi pukul 15.25, dengan kekuatan 3,5 SR.
Sejauh ini, menurut prakirawan vulkano BMG Banjarnegara, Budiarta, gempa tersebut berpotensi tsunami. Namun karena BMG Banjarnegara berada jauh dari pesisir sehingga tak dapat memantau pasang surut air laut di pantai selatan Jawa. "Kami hanya dapat memantau kegempaan dari seismograf," katanya.
Hingga saat ini, beberapa nelayan Cilacap mengaku, belum ada pergerakan air laut yang signifikan. Rusyadi (33), nelayan Pantai Teluk Penyu, Cilacap, mengaku, sejak tadi pagi memang air laut sudah surut karena kemarin malam air laut pasang. "Pasang surut seperti ini sudah biasa. Tapi untuk air laut yang surut drastis, belum tampak," katanya.
Kuat (60), nelayan di TPI Tegalkamulyan, Cilacap, juga mengutarakan hal serupa. Namun sebagai antisipasi, menurutnya, hampir semua nelayan segera pulang melaut, termasuk dirinya. Mereka juga masih berjaga-jaga memantau kondisi laut kalau tiba-tiba terjadi air surut.
"Sekarang nelayan berjaga-jaga di sekitar pantai, memantau pergerakan air laut ini. Kalau terjadi surut secara tiba-tiba, kami mengungsi," katanya.
Luka Parah, Dua Korban Gempa Dirawat RSU Garut
Kepala RSU dr Slamet Garut dr Widjayanti Utoyo, SPM mengemukakan, untuk sementara terdapat dua korban guncangan gempa bumi yang masih dirawat pada ruang unit gawat darurat (UGD) setempat, Rabu (2/9).
Keduanya mengalami luka parah pada sekujur tubuhnya, yang saat gempa berlangsung sedang berbelanja di Toserba Yogya Garut, terdiri seorang perempuan dan laki-laki dewasa.
"Namun masih belum bisa dimintai keterangan tentang penyebab luka tersebut, karena mereka masih mengalami depresi berat," ungkap Widjayanti Utoyo.
Sehingga seluruh jajaran medis dan tenaga medis terus melakukan kesiap-siagaan, untuk segera menanggulangi jika terdapat korban gempa lainnya. Gempa yang terjadi berkekuatan 7,3 pada Skala Richter sebagaimana diungkapkan Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Kelas I Bandung, Ismanto di Garut.
Sementara itu, petugas Puskesmas Dengan Tempat Prawatan (DTP) Tarogong Garut, Herman menyatakan, pihaknya tengah merawat korban gempa dengan kondisi luka di bagian kepala.
Korban adalah Ny Ia(25) warga kampung Bojong Larang tertimpa genteng rumah rubuh, dan seorang anak atas nama Elena(7) warga kampung Pasir Muncang Desa Jati juga mengalami luka pada bagian kepala akibat tertimpa genting rumah rubuh.
"Luka kedua korban tersebut sangat parah bahkan kini kondisinya cukup kritis, yang kemungkinan akan segera dirujuk ke RSU kabupaten," katanya.
Sebelumnya warga kota Garut dan sekitarnya berhamburan keluar rumah dan perkantorannya masing-masing, akibat diguncang gempa bumi yang berlangsung pukul 14.55 WIB sekitar 30 detik, Rabu.
Gempa yang berpusat 142 km berkedalaman 30 km barat daya Tasikmalaya itu sangat berpotensi tsunami, ungkap, Iswanto.
Peristiwa tersebut selain sangat menggemparkan warga Garut, juga antara lain menyebabkan genting atap gedung DPRD setempat berhamburan, retaknya tembok beberapa rumah di kecamatan Bayongbong serta nyaris rubuhnya bangunan aula kelurahan Sukajaya di kecamatan Tarogong Kidul.
Sumber: Kompas
Hal ini disebabkan oleh terjadinya beberapa gempa susulan berkekuatan 3,5SR hingga 5,1SR, setelah gempa pertama beberapa waktu yang lalu.
Seluruh petugas medis diinstruksikan untuk tetap siaga mengingat akan banyak lagi korban akibat gempa susulan tersebut.
Baca berita terkini atau terupdate gempa susulan Indonesia yang memakan banyak korban dan harus dilarikan ke Rumah Sakit berikut ini. Tetap waspada!
Gempa Susulan Terjadi Sampai Tiga Kali
Gempa susulan pascagempa berkekuatan 7,3 skala richter berpotensi tsunami yang terjadi di sekitar Pantai Tasikmalaya, terjadi sampai tiga kali. BMG Banjarnegara mencatat gempat susulan itu terjadi dengan kekuatan lebih kecil, antara 5,1 skala richter sampai 3,5 skala richter, sehingga guncangannya tak terasa di sekitar daratan.
Gempa susulan pertama terjadi sekitar tiga sampai lima menit setelah gempa berkekuatan 7,3 SR terjadi, sekitar pukul 15.08, dengan kekuatan 5,1 SR. Gempa susulan kedua terjadi pukul 15.16, dengan kekuatan 4,5 SR, dan gempa ketiga terjadi pukul 15.25, dengan kekuatan 3,5 SR.
Sejauh ini, menurut prakirawan vulkano BMG Banjarnegara, Budiarta, gempa tersebut berpotensi tsunami. Namun karena BMG Banjarnegara berada jauh dari pesisir sehingga tak dapat memantau pasang surut air laut di pantai selatan Jawa. "Kami hanya dapat memantau kegempaan dari seismograf," katanya.
Hingga saat ini, beberapa nelayan Cilacap mengaku, belum ada pergerakan air laut yang signifikan. Rusyadi (33), nelayan Pantai Teluk Penyu, Cilacap, mengaku, sejak tadi pagi memang air laut sudah surut karena kemarin malam air laut pasang. "Pasang surut seperti ini sudah biasa. Tapi untuk air laut yang surut drastis, belum tampak," katanya.
Kuat (60), nelayan di TPI Tegalkamulyan, Cilacap, juga mengutarakan hal serupa. Namun sebagai antisipasi, menurutnya, hampir semua nelayan segera pulang melaut, termasuk dirinya. Mereka juga masih berjaga-jaga memantau kondisi laut kalau tiba-tiba terjadi air surut.
"Sekarang nelayan berjaga-jaga di sekitar pantai, memantau pergerakan air laut ini. Kalau terjadi surut secara tiba-tiba, kami mengungsi," katanya.
Luka Parah, Dua Korban Gempa Dirawat RSU Garut
Kepala RSU dr Slamet Garut dr Widjayanti Utoyo, SPM mengemukakan, untuk sementara terdapat dua korban guncangan gempa bumi yang masih dirawat pada ruang unit gawat darurat (UGD) setempat, Rabu (2/9).
Keduanya mengalami luka parah pada sekujur tubuhnya, yang saat gempa berlangsung sedang berbelanja di Toserba Yogya Garut, terdiri seorang perempuan dan laki-laki dewasa.
"Namun masih belum bisa dimintai keterangan tentang penyebab luka tersebut, karena mereka masih mengalami depresi berat," ungkap Widjayanti Utoyo.
Sehingga seluruh jajaran medis dan tenaga medis terus melakukan kesiap-siagaan, untuk segera menanggulangi jika terdapat korban gempa lainnya. Gempa yang terjadi berkekuatan 7,3 pada Skala Richter sebagaimana diungkapkan Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Kelas I Bandung, Ismanto di Garut.
Sementara itu, petugas Puskesmas Dengan Tempat Prawatan (DTP) Tarogong Garut, Herman menyatakan, pihaknya tengah merawat korban gempa dengan kondisi luka di bagian kepala.
Korban adalah Ny Ia(25) warga kampung Bojong Larang tertimpa genteng rumah rubuh, dan seorang anak atas nama Elena(7) warga kampung Pasir Muncang Desa Jati juga mengalami luka pada bagian kepala akibat tertimpa genting rumah rubuh.
"Luka kedua korban tersebut sangat parah bahkan kini kondisinya cukup kritis, yang kemungkinan akan segera dirujuk ke RSU kabupaten," katanya.
Sebelumnya warga kota Garut dan sekitarnya berhamburan keluar rumah dan perkantorannya masing-masing, akibat diguncang gempa bumi yang berlangsung pukul 14.55 WIB sekitar 30 detik, Rabu.
Gempa yang berpusat 142 km berkedalaman 30 km barat daya Tasikmalaya itu sangat berpotensi tsunami, ungkap, Iswanto.
Peristiwa tersebut selain sangat menggemparkan warga Garut, juga antara lain menyebabkan genting atap gedung DPRD setempat berhamburan, retaknya tembok beberapa rumah di kecamatan Bayongbong serta nyaris rubuhnya bangunan aula kelurahan Sukajaya di kecamatan Tarogong Kidul.
Sumber: Kompas